1. Tidak Mengikuti Standar Ukuran Pipa

Salah satu kesalahan paling umum adalah penggunaan ukuran pipa yang tidak sesuai. Misalnya, saluran utama yang terlalu kecil sehingga aliran air terhambat, atau pipa pembuangan yang terlalu besar sehingga sulit dikontrol tekanannya.

🔹 Dampak: Tekanan air tidak stabil, saluran sering mampet, hingga merusak dinding akibat kebocoran.

2. Penempatan Pipa Tanpa Perhitungan

Pemasangan pipa yang tidak mempertimbangkan jalur bangunan bisa menyebabkan pipa melewati area rawan, seperti pondasi atau dinding struktural.

🔹 Dampak: Jika terjadi kebocoran, air bisa meresap ke struktur bangunan dan mempercepat kerusakan pondasi.

3. Sambungan Pipa Tidak Rapat

Kesalahan dalam merekatkan atau menyambung pipa sering terjadi, terutama jika menggunakan lem atau sealant yang tidak sesuai standar.

🔹 Dampak: Timbul kebocoran kecil yang lama-kelamaan merusak lantai, dinding, bahkan menyebabkan jamur dan lumut.

4. Tidak Memasang Kemiringan yang Tepat

Saluran air pembuangan seharusnya memiliki kemiringan tertentu agar air dapat mengalir lancar. Pipa yang datar atau terlalu miring bisa menimbulkan masalah serius.

🔹 Dampak: Air menggenang di dalam pipa, menimbulkan endapan kotoran, atau aliran terlalu deras hingga merusak sambungan.

5. Menggunakan Material Pipa Berkualitas Rendah

Banyak orang memilih pipa dengan harga murah tanpa memperhatikan kualitas material. Padahal, jenis pipa berbeda-beda sesuai fungsi (air panas, air dingin, pembuangan).

🔹 Dampak: Pipa cepat retak, pecah, atau korosi yang akhirnya merembet pada kerusakan bangunan.

6. Tidak Ada Akses untuk Perawatan

Kesalahan instalasi lainnya adalah menyembunyikan seluruh pipa tanpa menyediakan jalur akses. Jika suatu saat pipa rusak, perbaikan menjadi sulit dilakukan.

🔹 Dampak: Harus membongkar lantai atau dinding, sehingga merusak struktur bangunan secara langsung.

sebelum pipa ditutup permanen.